Jumat, Mei 23, 2008

Tips Umum Menulis Surat Lamaran

Banyak perusahaan yang memandang surat lamaran atau cover letter sebagai bagian terpenting dari seluruh dokumen lamaran Anda. Karena itu penting sekali bagi Anda untuk menuliskan surat lamaran yang baik. Berbagai tips di bawah akan membantu Anda.

1. Kesan Individual

Jika Anda berencana mengirimkan lamaran ke berbagai perusahaan pastikan Anda menuliskan nama perusahaan yang benar pada surat lamaran Anda.
Selain itu perlu juga Anda membuat surat lamaran yang ditujukan pada seseorang. Gunakan nama dan jabatan yang spesifik jika mungkin. Secara khusus, untuk surat yang ditujukan pada seorang perempuan, jika Anda tidak mengetahui status pernikahannya, gunakan awalan Ms. Contoh: Ms. Suryanegara.

Ingat: Di Internet dan di MS Word tersedia banyak template atau contoh surat lamaran. Jangan hanya mengkopi contoh-contoh tersebut. Ubahlah sesuai dengan keperluan Anda.

2. Singkat dan Padat

Jangan bertele-tele. Tuliskan surat Anda dengan singkat dan padat. Gunakan bahasa yang mudah. Gunakan kata-kata yang biasa digunakan. Tidak perlu berusaha untuk mengesankan pembaca Anda dengan menggunakan kata-kata yang sulit.

Ingat: Jangan menulis surat lamaran Anda lebih dari satu halaman. Perusahaan mungkin menerima belasan bahkan ratusan surat lamaran. Surat lamaran yang terlalu panjang tidak efektif.

3. Rapi dan Bersih

Sedapat-dapatnya gunakan program komputer untuk menuliskan surat lamaran Anda. Dengan begitu Anda dapat menuliskan surat lamaran yang rapi dan bersih sehingga mudah dibaca.

Ingat: Hindari menulis surat lamaran dengan tulisan tangan. Hindari menggunakan tip-ex atau sejenisnya dalam surat lamaran Anda.

4. Isi

Dalam surat lamaran Anda, ada beberapa hal yang perlu dituliskan:
Pembukaan: Sebutkan dimana Anda mendapatkan informasi tentang lowongan kerja tersebut.Contohnya, Anda bisa menyebutkan bahwa Anda mengetahui lowongan kerja tersebut dari iklan di surat kabar, iklan di Internet, atau dari seorang teman Anda.

Pekerjaan Anda sekarang: Ceritakan secara singkat posisi dan bidang pekerjaan Anda saat ini. Anda juga perlu menceritakan secara singkat pencapaian utama Anda dalam pekerjaan tersebut. Agar memberikan gambaran yang lebih baik, berikan informasi secara kuantitatif. Misalnya, "Saya membawahi lima orang junior manager". Yang perlu Anda perhatikan di sini, tuliskan hanya hal-hal yang relevan dengan pekerjaan yang Anda lamar. Baca dengan baik persyaratan yang dibutuhkan dalam iklan lowongan pekerjaan tersebut. Jika pekerjaan yang Anda lamar adalah di bidang marketing research, Anda mungkin tidak perlu menceritakan pencapaian Anda di bidang logistik.

Pendidikan: Jika latar belakang pendidikan perlu diinformasikan, tuliskan secara singkat pendidikan tertinggi Anda. Jika Anda pernah mendapatkan pendidikan di sekolah yang cukup dikenal, ada baiknya Anda menuliskannya di surat lamaran.

Penutup: Dalam penutup ingatkan pembacanya bahwa Anda mempunyai keinginan kuat untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Ada baiknya Anda menyatakan kapan saat terbaik Anda bisa dihubungi untuk proses selanjutnya. Dan jangan lupa ucapkan "Terima kasih".

5. Proof Read Proof Read

Artinya membaca kembali seluruh tulisan Anda dan memastikan semuanya sudah benar. Pastikan tidak ada kesalahan pengejaan, tidak ada kata-kata yang diulang atau repetitif, dan tata bahasa (grammar) yang digunakan sesuai. Dalam program MS Word Anda bisa menggunakan spell dan grammar checker. Gunakanlah! Menurut sebuah website,"Suatu kesalahan dalam ejaan saja bisa menyebabkan Anda kehilangan kesempatan yang penting untuk memperoleh pekerjaan".

Penggunaan Pintu Air Otomatis Neyrtec Untuk Meningkatkan Efisiensi Sumber Daya Air

1. Pendahuluan

Dengan makin banyaknya penduduk, makin terasa adanya kekurangan air untuk berbagai keperluan, baik air untuk rumah tangga, pengairan, industri maupun keperluan – keperluan lainya. Air hujan yang jatuh sebagai sumber air utama tidak dapat diatur oleh manusia.

Upaya untuk memenuhi kebutuhan hanya dapat dilakukan dengan mengatur dan meningkatkan daya guna (efisiensi ) air yang mengalir di permukaan tanah. Pada saat ini daya guna pemakaian air untuk pengairan masih sangat rendah. Sebagai contoh daya guna air pengairan pada suatu daerah di Jratunseluna yang sudah diteliti oleh Nedeco, hasilnya sangat mengejutkan, yaitu sekitar 20 % saja itupun pembulatan dari 18%.

Dengan hasil seperti ini menggerakan niat untuk mencari upaya agar daya guna terebut dapat di naikkan seoptimal mungkin. Salah satu dari usaha – usaha itu adalah mengunakan pintu otomatis dan pintu penyalur air (distributor ) jenis “Neyrtec”yang dapat mengatur permukaan air dan debit yang mengalir di saluran – saluran, sesuai dengan kebutuhan. Jadi air yang terbuang dapat diusahakan sesedikit mungkin.


2. Jenis dan cara kerja pintu neyrtec

Pada pokoknya pintu neyrtec terdiri dari tiga jenis yaitu:

a) Pintu pengatur muka air di bagian hulu

Pada waktu terjadi kenaikan air dibagian hulu karena pemberian air bertambah, maka pintu akan terangkat karena gaya apung F. dengan demikian air akan mengalir kehilir lebih banyak dan muka air dalam hulu akan turun sampai ketinggian semula. Sebaliknya, pada waktu air di bagian hulu surut, maka pintu akan turun karena berat sendiri. Dengan demikian lubang aliran dibawah pintu menjadi sempit, dan pengaliran ke hilir berkurang, sehingga permukaan air di bagian hulu akan naik sampai ketinggian semula.

Jadi bila terjadi kelebihan air akan diteruskan kehilir sedangkan bila terjadi kekurangan air maka akan ditahan di hulu. Untuk menjaga jangan sampai terjadi pemberian air yang berlebihan maka di bagian hulu saluran perlu diberi pengatur debit yang membatasi debit masuk ke saluran .

b) Pintu pengatur muka air di bagian hilir.

Pintu pengatur tinggi muka air bagian hilir ini ada dua macam yaitu:
- AVIS dipakai bila beda muka air di bagian hulu dan hilir kecil.
- AVIO dipakai bila perbedaan muka air dibagian hulu dan hilir cukup besar.

Pada pintu AVIS dan AVIO ini yang dijaga ketinggian muka airnya adalah bagian hilir.

Pada waktu terjadi kenaikan permukaan air dibagian hilir karena pemakaian air berkurang dari pada pemberian, maka pengapung yang terletak di bagian hilir dari bangunan pintu terangkat keatas, dan daun pintu yang berbentuk lengkung akan turun. Lubang pengaliran akan menjadi sempit, dan air yang lewat menjadi berkurang. Muka air dibagian hilir akan turun sampai pada ketinggian semula. Sebaliknya bila muka air dibagian hilir turun akibat pemakaian air lebih besar dari pada pemberian, maka pengapung ikut turun dan pintu terangkat keatas. Lubang pengaliran membesar, akibatnya air yang lewat lebih banyak. Muka air di hilir naik lagi sampai ketinggian semula.
Di sini kelebihan air akan ditaha dibagian hulu, dan kekurangan air juga diambilkan dari bagian hulu.

System aliran yang menggunakan jenis pintu ini, bagian saluran yang terletak di hilir, lebih terjamin penyediaan airnya.

c) Pintu – pintu penyalur (“distributor”)

Ada pintu penyalur yang bersekat tunggal dan ada yang bersekat ganda. Pintu penyalur ini biasanya dipasang pada pemasukan kesaluran tertier atau pemasukan pada saluran dimana dipakai pintu yang mengatur muka air dibagian hulu.

Pintu ini terdiri dari beberapa lubang pengaliran yang masing – masing lubang dapat mengalirkan air dengan debit tertentu. Jadi pembukaan lubang disesuaikan dengan kebutuhan air pada bagian hilir dari pintu penyalur ini. Besar debit yang dikehendaki tertulis pada tiap daun pintu yang dapat ditarik ke atas. Jumlah debit yang lewat adalah sama dengan jumlah angka – angka pada pintu yang diangkat. Ketelitian pintu Q ± 5% dan bila keadaan memaksa ketelitian dapat diturunkan menjadi Q ± 10%.


3. Pembahasan

Pintu yang mengatur muka air bagian hulu.

Cara kerja pintu ini kecuali dapat mengatur muka air dengan sendirinya,tidak banyak berbeda dengan pintu-pintu air yang sudah terpasang pada jaringan irigasi di Indonesia.Belum diketahui dengan pasti,bila pemberian air pada saluran di bagian hulunya sama dengan pemakaian,apakah pintu hilir saluran dapat menutup sendiri dengan cukup rapat hingga tindak ada air yang “mbrabas atau merembes” ke bagian hilirnya.

Karena pintu ini bergerak bebas tanpa dikunci,maka bila ada yang menghendaki pengaliran ke hilir lebih banyak dapat dilakukan dengan menggenjal bsgian bawah dari pintu,hanya saja ini sulit karena air cukup dalam dan pintu cukup berat.Sebaliknya bila di inginkan air di bagian hulu lebih tinggi dapat dilakukan dengan memberati bagian pintu atau pengapunganya,ini mudah tetapi juga mudah ketahuan.Ini dapat dipandang sebagai kelemahan pintu tersebut.

Dalam hal yang demekian sukar dilakukan pada pintu geser yang sudah biasa digunakan di Indonesia.

Tanggul sakuran dapat dibuat sejajar dengan muka air debit terbesar seperti sistem yang ada sekarang.

Cara menempatkan pintu-pintu penyalur Jaringan Irigasi yang menggunakan pintu-pintu pengatur muka air hulu air adalah di bagian hulu dari pintu (Gb.7).
Bila letak penyalur terlalu jauh ke hulu maka dapat dibantu dengan menempatkan pintu AVIO kecil di bagian hulunya.

Pintu yang mengatur muka air di bagian hilir.

Pintu-pintu pengatur muka air di bagian hilir belum biasa dipakai di Indonesia.Kalau selama ini pintu-pintu penyalur ke saluran tertier diletakkan di hulu pintu pengatur muka air,maka pada cara pengaturan muka air hilir ini,pintu-pintu penyalur (“Distributor”) ditempatkan di pintu-pintu penyalur cukup jauh dari pintu-pintu penyalur cukup jauh dari pintu-pintu AVIS dapat dibantu dengan pintu AVIO kecil di depan pintu penyalur (distributor) tersebut (lihat Gb. 10)

Di sini tampak bahwa pada debit kecil, maka muka air mendekati bidang datar. Jadi dibagian hilir dari saluran diperlukan tanggul dan bangunan – bangunan lebih tinggi dari biasanya. Pembuaanya lebih mahal dari pada saluran yang dibuat dengan pengaturan muka air di hulu seperti yang selama ini dilaksanakan. Kecuali dapat menjaga muka air dibagian hilirnya, pintu ini tentunya lebih mahal dari pintu geser. Sistem saluran yang menggunakan pintu – pintu ini pada debit kecil, justru air pada saluran makin tinggi. Perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut:

I. Ada kemungkinan rembesan akan menjadi besar. Dapat diatasi dengan melapis pasangan pada tebing saluran, tetapi masih ada kemungkinan orang mengambil air dengan memakai timba atau dengan pipa bila sawah terletak di bawah muka air. Orang cenderung melakukan pengambilan atau pencurian air seenakanya karena air tersebut tak akan surut sebagai hasil kerja dari pintu yang menjaga muka air dibagian hilirnya.

II. Bila terjadi tanggul jebol pada suatu bagian saluran maka seluruh jaringan akan terganggu karena air akan mengalir melewati jebolan tersebut. Justru pintu terbuka makin lebar bila terjadi penurunan muka air hingga air yang mengalir makin banyak sesuai dengan besar lobang jebolan tersebut. Dapat diatasi dengan memasang balok – balok sekat atau papan panahan pada bangunan pintu.

III. Bila kemiringan saluran cukup besar, maka diperlukan pintu – pintu yang lebih rapat jaraknya, untuk menghindari tanggul yang tinggi. Bangunan terjunan tidak dapat dibuat seperti biasanya, tetapi dapat dipakai pintu otomatis jenis AVIO dengan selisih muka air yang lebih tinggi, tetapi lebih mahal.

IV. Pada debit rendah justru muka air makin tinggi hingga kecepatan menjadi sangat kecil dan pengendapan mudah terjadi pada saluran dengan air yang mengandung Lumpur. Dapat diatasi dengan menambah kecepata pada saluran, tetapi dasar dan tebingnya perlu dilapisi pasangan batu atau beton. Cara ini ada keuntunganya karena propel saluran dapat diperkecil dengan perbandingan b/h kecil, dengan demikian pembebasan tanah lebih murah.

V. Bila pintu – pintu ini dipakai untuk menggantikan pintu yang ada sekarang maka diperlukan pendidikan dan latihan tambahan bagi para petugas.

VI. Kalau pintu air ini dilindungi aleh patent maka tidak mudah untuk membuat dan menyediakan suku cadangnya. Sedangkan harga dapat dimonopoli.

MENYULAP LIMBAH JADI BETON UNGGUL

Tak selamanya limbah terbuang percuma. Tailing (limbah pertambangan) PT Freeport Indonesia (PT FI), misalnya, bisa disulap jadi beton. Bahkan dari uji laboratorium terbukti, bahan buangan itu juga memenuhi syarat sebagai bahan pembuatan semen.

Kini, untuk membuat beton tak harus mengandalkan bahan-bahan beton konvensional yakni pasir, kerikil, dan semen. Berkat keuletan sejumlah peneliti, berbagai limbah bisa dimanfaatkan untuk itu. Di antaranya, yang sudah diteliti, fly ash (abu terbang), limbah nickle slag (ampas bijih nikel), dan kerak baja.

Memang tidak sembarang limbah bisa. Sebab, untuk dapat dijadikan bahan konstruksi ada syaratnya. Limbah itu tidak mengandung bahan berbahaya yang bisa mengganggu kesehatan, dan unsur-unsur yang dikandungnya tidak menimbulkan reaksi yang bertentangan dengan semen sebagai bahan perekatnya.

Kalau syarat kedua dipenuhi, maka limbah itu harus diberi perlakuan tertentu lebih dulu untuk mengatasi bahan berbahayanya.


Bahan beton dan semen

Belakangan jenis limbah lain yang terbukti bisa untuk bahan konstruksi ialah limbah pertambangan yang populer disebut tailling. Salah satunya limbah buangan PT FI yang disalurkan melalui Sungai Aghawagon dan Sungai Otomona menuju Sungai Akjwa, dan beristirahat di daerah pengendapan Akjwa (DPA). Limbah ini bagian tak berguna dari proses pengolahan batuan bijih untuk diambil tembaga, emas, dan peraknya. Ujudnya berupa pasir dan bebatuan kecil berwarna abu-abu keperakan.

Oleh sementara pihak tailling dianggap telah mengganggu lingkungan. Pasalnya, limbah itu telah mengubah ekosistem di sepanjang sungai yang dilalui hingga ke Laut Arafura. Namun, pihak lain (terutama si pembuang) tidak memandang-nya sebagai sesuatu yang mengganggu dan membahayakan. Dari situlah muncul pro-kontra.

Namun, di tengahnya ada kelom-pok "netral" yang tidak ingin terlibat dalam arus pro-kontra itu. Kelompok itu tidak mengutuk kegelapan, tetapi justru mulai menyalakan lilin. Mereka mencoba mencari jalan tengah yang tidak merugikan kelompok mana-mana. Malah sebaliknya menguntungkan dengan melakukan penelitian, dan berhasil. Dari penelitian itu terbukti, tailling berpotensi besar untuk bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku beton.
Kelompok "poros tengah" itu adalah sejumlah peneliti yang tergabung dalam tim peneliti pemanfaatan tailling PT FI, di bawah payung Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB. Tim material itu ada tiga orang yakni Prof. Ir. H. Djuanda Suraatmadja, Dr. Ir. Dicky Rezardi Munaf, dan Ir. Budi Lationo, M.Sc.

Beton dari limbah pertambangan itu di antaranya bisa dimanfaatkan untuk jalan beton dan buis beton. Bahkan, saat ini tim yang sama juga sedang menguji penggunaan tailling sebagai bahan pembuatan beton pracetak untuk jembatan.

Menurut Budi, jenis beton baru ini tak tertutup kemungkinannya untuk dipakai dalam pembangunan perumahan. Tentu saja bagian-bagian rumah itu perlu dicetak terlebih dahulu, dari pondasi, balok, dinding, hingga bagian lainnya. Setelah itu baru disusun menjadi sebuah rumah.

Bukan hanya itu. Saat ini juga sedang dikaji (dalam skala laboratorium) penggunaan tailling sebagai bahan baku semen. Unsur-unsur dalam limbah pertam-bangan itu diketahui sudah memenuhi syarat. Tinggal menambah kapur (CaO) saja. Selama ini semen yang kita kenal dibuat dari tiga bahan baku yakni kapur, pasir besi, dan tanah liat. Sebagai bahan baku semen, tailling menggantikan pasir besi dan tanah liat. Diperkirakan, biaya produksi semen dari limbah ini lebih murah karena bahan kapurnya banyak terdapat di Irian Jaya.


Lebih unggul dari beton biasa

Penelitian pemanfaatan tailling sebagai bahan konstruksi sudah dimulai pada 1997, menyusul penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT FI dan LAPI ITB tahun 1996. Dari penelitian terbukti, limbah itu bisa dijadikan beton mortar (beton yang tidak menggunakan batu kerikil sebagai salah satu bahannya). Namun, limbah pertambangan Freeport ada kelemahannya. Di antaranya kandungan magnesium di dalamnya. Kandungan ini membuat beton yang dihasilkan akan retak bila perekatnya cuma semen. Tapi ini bukan masalah besar. Agar tidak retak, ramuan beton itu ditambahi polimer khusus.
"Polimer yang digunakan di sini adalah selulosa asetat yang dimodifikasi dengan beberapa bahan supaya bisa mengantisipasi masalah keretakan awal. Jadi, polimer ini akan memperkuat semen. Sebenarnya, tailling bisa diikat dengan semen, tapi lama-lama akan retak karena tailling banyak mengandung magnesium. Jadi, dalam hal ini bisa dikatakan semennya berfungsi sebagai matriks pengikat, sementara polimernya sebagai komatriks pengikat," jelas Budi. Selain mendongkrak kekuatan beton yang dihasilkan, penambahan polimer juga untuk menetralisasi unsur berbahaya dalam limbah itu.
Dalam ramuan beton, bahan terbanyak memang tailling. Untuk menghasilkan beton 1 m3 dibutuhkan 1.500 kg tailling, 500 kg semen, dan 10 kg polimer. Mengingat kombinasi tiga bahan itu, beton itu dinamai copper tailling polymer modified concrete (CTPMC).

Dalam pengujian, menurut Budi, beton mortar berbahan tailling memiliki kekuatan tekan lebih tinggi dibandingkan dengan beton konvensional. Karena itu, CTPMC digolongkan ke dalam high strength concrete, sedangkan beton kon-vensional termasuk normal strength concrete.

CTPMC juga memiliki durability (ketahanan atau keawetan terhadap asam, basa, dan garam) lebih dibanding yang konvensional. Nilai lebih lainnya, ketika menyangga beban sampai beban puncak-nya, dia tidak langsung runtuh, tapi perlahan-lahan. "CTPMC lebih ulet. Beton konvensional tidak memiliki kemampuan seperti itu, kecuali beton konvensional yang diberi fiber. Karena kekuatan dan kelebihannya, beton tailling ini boleh dibilang sebagai high performance concrete," tutur Budi bangga.

Ada lagi keunggulannya, bila CTPMC digunakan untuk membuat jalan, proses pengeringannya lebih cepat, sehingga bisa segera dilalui kendaraan. Dari penelitian, jalan beton tailling sudah bisa dilalui kendaraan setelah berumur tujuh hari. Sementara, beton konvensional perlu 28 hari untuk bisa dilalui kendaraan. Jadi, waktu pemakaiannya bisa diper-singkat empat kali lipat.
"Ini terjadi karena polimernya ikut memacu semen cepat melakukan dehidrasi. Selama proses pembuatan, air dari dalam beton cepat keluar ke permukaan, sehingga selama proses pengeringan kita tidak perlu memberi air ke permukaannya agar tidak retak sepeti pada beton konvensional. Dia bisa merawat dirinya sendiri," jelas peneliti muda ini.

Dari sisi ekonomi, beton tailling juga lebih "menguntungkan" bila dijadikan jalan beton untuk lalu lintas berat. Dengan beton biasa diperlukan besi beton, sedangkan beton mortar berbahan baku tailling tidak butuh pertulangan. Hanya saja untuk volume tertentu, beton mortar memerlukan semen lebih banyak daripada beton konvensional. "Secara kasar untuk membuat jalan beton biasa perlu biaya AS $ 119 per m3. Bila menggunakan beton tailling cuma AS $ 80 per m3," ungkap Budi. Tapi perhitungan biaya ini berdasarkan kondisi di Timika.

Dari sisi ketersediaannya, tailling boleh dibilang berlimpah di DPA. Menurut Budi Lationo, saat ini setiap harinya tak kurang 30.000 truk limbah dikirim ke tempat itu.

Bila setiap kilometer jalan dengan lebar 12 m volume dan ketebalan pondasi jalannya 75 cm, maka volume pondasi itu 9.000 m3 (dengan bahan tailling seluruh-nya). Sementara itu dengan ketebalan 15 cm, lapisan pengerasannya (dari beton tailling) memiliki volume 1.800 m3. Maka setiap kilometer jalan memerlukan sekitar 1.900 truk limbah (dengan asumsi tiap truk berkapasitas 9 m3 atau 3 ton). Artinya, dari limbah yang dibuang per hari bisa dibangun jalan sepanjang 15,8 km. Dalam setahun (365 hari), jalan yang bisa dibangun menggunakan tailling sudah sejauh 5.763 km atau sekitar tujuh kali panjang jalan Jakarta – Surabaya lewat Pantura.

Kini, beton tailling hasil temuan trio ilmuwan dari ITB itu sudah dipatenkan. Patennya diberikan untuk ide, proses pembuatan beton, dan pembuatan beton pracetak yang mereka hasilkan. Paten dikeluarkan di Indonesia atas nama ketiga penemu itu.

Apakah kelak semen berbahan tailling juga bisa mendapatkan paten? Kita tunggu saja tanggal mainnya. Sementara kalau pabrik semen berbahan tailing berhasil didirikan di sana, limbah pertam-bangan yang melahirkan kontroversi itu tak lagi jadi bahan perdebatan.

Kamis, Mei 22, 2008

Mendeteksi Pasir Bebas Lempung

Ketika akan mebuat tembok dari susunan bata, selain semen, anda juga membutuhkan bahan lain seperti pasir. Hampir 75% pembentuk adukan adalah pasir. Untuk adukan acian (campuran untuk plesteran tembok), perbandingan komposisi jumlah pasir dan semen yang digunakan adalah 1:5 (1 bagian semen dan 5 bagian pasir). Untuk adukan beton sederhana, perbandingan komposisi materialnya adalah 1:2:3 (1 semen, 2 pasir, dan 3 koral).

Melihat peran pasir yang dominan, maka anda harus hati-hati dalam memilih pasir. Jika dilihat dengan seksama, pasir yang baik mempunyai karakteristik yaitu berwarna hitam pekat dan tidak mengandung tanah lempung. Kalau pasir yang anda gunakan mengandung lempung, maka konstruksi yang dibuat dari pasir tersebut akan mudah rusak.

Pasir yang baik dihasilkan dari daerah penambangan pasir yang berada di sekitar sungai, terutama sungai yang merupakan aliran lahar dingin dari gunung berapi. Contohnya adalah daerah aliran sungai Krasak, Jawa Tengah, yang merupakan aliran lahar dingin dari gunung Merapi.

Menurut Ir. Bambang Oetomo, Dipl. SM, (Project Manager sebuah perusahaan kontraktor di Jakarta). Ada dua cara untuk melihat apakah pasir mengandung banyak lempung atau tidak, yaitu :
1. Genggam dan sebarlah pasir menggunakan telapak tangan. Apabila masih ada pasir yang menempel di telapak tangan, maka pasir tersebut banyak mengandung lempung. Untuk pasir yang bebas lempung, sisa pasir yang menempel di telapak tangan tidak banyak karena sifat pasir yang baik adalah loose apabila digenggam kemudian disebar.

2. Ambil contoh pasir lalu masukkan ke dalam gelas yang berisi air. Aduk larutan air yang berisi pasir tersebut kemudian lihat keadaan larutan air. Apabila di atas pasir yang mengendap terdapat banyak gumpalan berwarna coklat, maka pasir tersenut mengandung lempung.

Bagaimana kalau pasir yang sudah terlanjur dibeli dan dikirim ke lokasi pembangunan rumah Anda ternyata mengandung banyak lempung? Langkah mudah yang dapat Anda lakukan adalah mencuci pasir itu. Namun langkah tersebut hanya bisa dilakukan apabila pasir akan digunakan untuk campuran adukan beton (misalnya digunakan untuk mengecor plat lantai 2). Sedang untuk campuran adukan biasa (misalnya untuk plesteran tembok) langkah yang bisa dilakukan adalah memperbanyak perbandingan jumlah semen dalam setiap adukan.

GBHK IA TSP UNY

GARIS - GARIS BESAR HALUAN KERJA
IKATAN ALUMNI TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Garis-garis Besar Haluan Ikatan Alumni Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta adalah pedoman umum operasional struktur Organisasi Ikatan Alumni Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta dalam rangka pengembangan fungsi organisasi untuk mencapai tujuan Organisasi Ikatan Alumni Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta.

B. Maksud Dan Tujuan
Maksud
Memberikan gambaran umum sebagai acuan dalam pembuatan program kerja bagi pengurus organisasi Ikatan Alumni Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta.
Tujuan
Adanya kejelasan orientasi sehingga Ikatan Alumni Mahasiswa Teknik Sipil & Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta dapat terlaksana secara komprehensif, teratur dan berkesinambungan.
C. Landasan
Garis-garis besar haluan kerja ini disusun berdasarkan Tridharma perguruan tinggi.
D. Modal Dasar
1. Nilai religius mahasiswa.
2. Nilai dasar ilmu pengetahuan, teknologi dan sains.
3. Sumber daya manusia yang potensial.
4. Minat bakat dan kreativitas.
5. Sarana dan prasarana kampus UNY.


Job Diskripsi
1. Sidang Umum IA TSP UNY : Forum tertinggi pengambilan keputusan di Lingkungan IA TSP UNY.
2. Ketua :
a) Memegang kekuasaan tertinggi kepengurusan.
b) Mempunyai wewenang tertinggi dalam menjalankan usaha-usaha IA TSP UNY.
c) Karema pertanggungjawabannya, ketua dalam keadaan memaksa dapat memberhentikan pengurus.
3. Sekretaris Jendral :
a) Menangani masalah administrasi.
b) Menjadi wakil ketua.
4. Bendahara :
a) Mengelola sirkulasi penggunaan uang dan perbendaharaan atas persetujuan ketua.
b) Meminta laporan tertulis atas penggunaan uang pada masing-masing bidang.
5. Divisi Internal :
a) Melakukan pendataan alumni ditingkat Universitas.
b) Sosialisasi kepada komponen Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY.
c) Menjaga Hubungan Internal Organisasi IA TSP UNY
6. Divisi Eksternal :
a) Melakukan pendataan Alumni yang sudah mengembangkan diri di dunia usaha/industri.
b) Mengadakan kerjasama dengan lembaga lain di luar kampus.
c) Sarana komunikasi untuk membangun jaringan dengan alumni yang sudah mengembangkan diri di dunia usaha/industri.
d) Menjaga Hubungan Eksternal baik dengan lembaga di dalam kampus maupun di luar kampus.
7. Depkominfo :
a) Sebagai sarana komunikasi dan informasi bagi anggota IA TSP UNY.
b) Sarana diskusi atau bertukar pikiran bagi alumni yang berada di luar DIY.
c) Media publikasi tentang eksistensi IA TSP UNY.
8. Divisi Multi Usaha :
a) Menampung segala jenis usaha yang dapat dilaksanakan IA TSP UNY.
b) Berkoordinasi dengan seluruh anggota untuk melaksanakan kegiatan usaha.
9. DPO : lembaga legislatif yang berfungsi sebagai control, budgeding, legislasi IA TSP UNY.
G. Masa Jabatan
1. Masa jabatan kepengurusan selama 2 tahun.
2. pengurus dapat dipilih kembali untuk 1 kali masa jabatan selanjutnya.


BAB II
TUJUAN DAN ASAS PENGEMBANGAN ORGANISASI
IKATAN ALUMNI TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

A. Tujuan Pengembangan
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan IA TSP UNY kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengembangkan identitas, integritas, dan solidaritas IA TSP UNY.
3. Menciptakan lembaga sosial kemasyarakatan dan intlektualitas yang independen, aspiratif dan profesional.
4. Menumbuhkan suasana keterbukaan antar alumni dan mahasiswa, serta di dalam lingkup institusi masyarakat akademik ataupun non akademik.
5. Menumbuhkan suasana yang kondusif agar tercipta kader-kader bangsa yang memiliki rasa tanggungjawab, kritis, sadar politik, nasionalisme, profesional, berjiwa kepemimpinan dan kewirausahaan.
6. Menumbuhkan kepedulian sosial IA TSP UNY terhadap masyarakat dan lingkungan.
7. Meningkatkan posisi tawar organisasi IA TSP UNY baik eksternal maupun internal.
8. Menjalin Hubungan yang baik dengan lembaga internal maupun eksternal kampus.

B. Asas–Asas Pengembangan IA TSP UNY
1. Asas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Segala usaha dan pengembangan IA TSP UNY dilandasi atas dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Asas kecendekiaan
Pengembangan IA TSP UNY dijiwai oleh landasan ilmiah dengan bertujuan memberikan kesejahteraan lahir dan batin, mendorong pemanfaatan dan penguasaan IPTEKS yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Asas profesionalisme
Organisasi IA TSP UNY dituntut untuk memiliki kemampuan yang handal, mantap dan profesional.
4. Asas legalitas
Segala aktivitas pengembangan IA TSP UNY memiliki pengakuan yang berkedaulatan dari seluruh komponen alumni dan civitas akademika UNY.
5. Asas kekeluargaan dan usaha bersama
Segala bentuk kegiatan IA TSP UNY merupakan hasil usaha bersama yang dilandasi asas kekeluargaan.
6. Asas musyawarah untuk mufakat
Segala bentuk pengembangan IA TSP UNY diputuskan secara musyawarah mufakat dengan mengedepankan kepentingan bersama.
7. Asas manfaat
Pengembangan IA TSP UNY diharapkan memberi manfaat yang sebesar-besarnya untuk Alumni dan mahasiswa TSP UNY, masyarakat dan lingkungan.
8. Asas kemandirian
Usaha pengembangan IA TSP UNY dilandaskan pada kepercayaan, kemampuan dan kekuatan sendiri.
9. Asas kesinambungan
Segala bentuk pengembangan IA TSP UNY perlu didasari atas peran organisasi IA TSP FT UNY di masa kini maupun di masa yang akan datang.
10. Asas jujur dan adil
Dalam melakukan pengembangan IA TSP UNY harus dikedepankan sikap jujur dan adil di atas berbagai kepentingan.
11. Asas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan.
Segala bentuk kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat dalam proses pengembangan IA TSP UNY kearah yang lebih baik yang tidak bertentangan dengan asas-asas di atas harus dipertanggungjawabkan.
12. Asas keterbukaan
Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan IA TSP UNY harus mengedepankan nilai transparansi dan keterbukaan yang bertanggungjawab sehingga budaya saling bercermin akan terwujud.

BAB III
RENCANA PENGEMBANGAN DUA TAHUN KE DEPAN

Optimalisasi Pengkaderan IA TSP UNY
Perluasan Jaringan
Mediasi dan Sosialisasi
Badan Usaha Milik IA TSP UNY

BAB IV
PENUTUP

Garis-garis Besar Haluan Kerja ini berlaku dari periode 2008. apabila ada hal-hal yang belum diatur dan perlu pengkajian ulang maka akan di putuskan melalui mekanisme Sidang Umum tahunan.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Hari/tanggal : Minggu, 24 Februari 2008
Waktu : 10.42 WIB.

AD/ART IA TSP UNY

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN ALUMNI TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Pembukaan

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya bangsa Indonesia dapat menghirup udara kemerdekaan dan terbebas dari penjajahan. Rasa syukur kita terhadap karunia tersebut hendaknya dapat dimanifestasikan dalam wujud yang nyata melalui aktifitas-aktifitas yang bersifat konstruktif dan berkesinambungan bagi kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.
Alumnus sebagai bagian dari masyarakat Indonesia harus dapat menyalurkan aspirasinya dalam mengisi kemerdekaan ini sesuai dengan semangat juang para pahlawan yang telah rela berkorban demi nusa dan bangsa. Wujud dari usaha tersebut haruslah mewarnai setiap aspek dan dinamika alumnus yang berdasarkan kepada Pancasila semangat nasionalis dan patriotisme semangat membela kebenaran dan keadilan guna mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan makmur.
Sebagai jawaban langsung atas tantangan mewujudkan cita-cita tersebut, maka Alumni Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta membentuk organisasi Ikatan Alumni Teknik Sipil & Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta.

BAB I
NAMA, PENGERTIAN, WAKTU dan TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
NAMA dan PENGERTIAN
a. Organisasi ini bernama organisasi Ikatan Alumni Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta yang selanjutnya disebut IA TSP UNY.
b. IA TSP UNY merupakan suatu Organisasi yang menghimpun Alumni Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta.
c. IA TSP UNY didirikan pada tanggal 7 Februari 2008 di Karangmalang Yogyakarta sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 2
TEMPAT KEDUDUKAN
IA TSP UNY berkedudukan di Jurusan Teknik Sipil & Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

BAB II
ASAS dan PRINSIP

Pasal 3
ASAS
Asas IA TSP UNY adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kekeluargaan dan Demokrasi.

Pasal 4
PRINSIP
Prinsip IA TSP UNY adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kebenaran ilmiah, kekeluargaan, keterbukaan yang demokratis, nasionalis, kerakyatan dan independen.

BAB III
TUJUAN dan FUNGSI

Pasal 5
TUJUAN
Tujuan IA TSP UNY adalah membentuk Ikatan Alumni Teknik Sipil dan Perencanaan UNY yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki wawasan luas, kecendekiawanan, integritas, nasionalis, kepribadian serta kepedulian.

Pasal 6
FUNGSI
Fungsi IA TSP UNY adalah:
a. Wahana demokrasi kehidupan Alumni TSP UNY
b. Wahana kedaulatan IA TSP UNY
c. Wahana penyaluran aspirasi, pemberdayaan dan pemersatu Alumni TSP UNY

BAB IV
KOMPONEN IA FTSP UNY

Pasal 7
Komponen IA TSP UNY Terdiri atas DPO (Dewan Pelindung Organisasi), Ketua, Sekretaris Jenderal, Bendahara dan divisi-divisi diantaranya : Divisi Internal, Divisi Eksternal, Depkominfo (Departemen Komunikasi dan Informasi), dan anggota IA TSP UNY yang terdaftar.

BAB V
DEWAN PELINDUNG ORGANISASI
(DPO)

Pasal 8
Merupakan badan legislatif Ikatan Alumni Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakakarta.

Pasal 9
Tugas dan wewenang DPO
a. Sebagai pelindung IA TSP UNY
b. Sebagai dewan penasehat IA UNY
c. Memberikan pertimbangan kepada IA TSP UNY dalam hal penyusunan rencana anggaran
d. Kontrol Terhadap Kebijakan IA-TSP UNY

Pasal 10
Anggota DPO adalah jajaran dosen dan pejabat di Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

BAB VI
PENGURUS IA TSP UNY

Pasal 11
Pengurus IA TSP UNY adalah :
a. Alumni Teknik Sipil dan Perencanaan UNY.
b. Mahasiswa semester akhir jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan UNY.
c. Dipilih oleh ketua dan sekretaris jendral IA TSP UNY.

Pasal 12
a. Masa jabatan pengurus selama 2 tahun.
b. Pengurus dapat diberhentikan atas kebijakan ketua.

BAB VII
KEWAJIBAN DAN HAK IA TSP UNY

pasal 13
KEWAJIBAN IA TSP UNY
IA TSP FT UNY Berkewajiban :
a. Menjunjung tinggi peraturan IA TSP UNY
b. Melaksanakan Segala Ketetapan IA TSP UNY
c. Melaksanakan GBHK SU IA TSP UNY
d. Melaksanakan segala ketetapan yang ditetapkan oleh SU IA TSP UNY.

Pasal 14
HAK IA TSP UNY
a. Membuat keputusan-keputusan yang dianggap perlu dalam melaksanakan GBHK IA TSP UNY
b. Melaksanakan rekomendasi Sidang Umum IA TSP UNY

BAB VIII
SIDANG UMUM IA TSP UNY

Pasal 15
STATUS
Sidang Umum IA TSP UNY adalah forum permusyawaratan tertinggi di IA TSP UNY.

Pasal 16
TUGAS DAN WEWENANG
a. Mengevaluasi dan menetapkan Laporan Pertanggung Jawaban IA TSP UNY.
b. Mendemisionerkan pengurus IA TSP UNY.
c. Membahas dan menetapkan peraturan IA TSP UNY.
d. Membahas dan menetapkan GBHK dan Rekomendasi IA TSP UNY.
e. Memilih dan menetapkan ketua dan sekretaris jenderal IA TSP UNY.
f. Memberikan rekomendasi kepada jurusan jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan UNY.

Pasal 17
PESERTA SIDANG UMUM IA TSP UNY
Peserta Sidang Umum IA TSP FT UNY terdiri dari Pengurus IA TSP UNY, Anggota IA TSP, dan perwakilan dari HMTSP UNY.

Pasal 18
MACAM SIDANG
a. Sidang pleno, yaitu sidang untuk menghasilkan keputusan dan ketetapan IA TSP UNY.
b. Sidang komisi, yaitu sidang untuk menghasilkan rancangan keputusan IA TSP UNY.
c. Sidang khusus yaitu sidang yang dilakukan diluar sidang tersebut.


Pasal 19
QUORUM
Sidang Umum IA TSP FT UNY dinyatakan sah apabila diikuti sekurang-kurangnya 2/3 peserta sidang IA TSP UNY.

BAB IX
SIDANG ISTIMEWA IA TSP UNY

Pasal 20
Sidang Istimewa IA TSP UNY dilaksanakan untuk meminta pertanggungjawaban pengurus IA TSP UNY dan membebas tugaskan jika terbukti melanggar Peraturan IA TSP UNY yang tercantum dalam AD/ART dan GBHK.

Pasal 21
a. Sidang Istimewa IA TSP UNY diadakan bila diusulkan oleh sekurang-kurangnya 1/5 dari jumlah angota IA TSP UNY yang terdaftar.
b. Sidang Istimewa IA TSP UNY dinyatakan sah apabila diikuti oleh sekurang-kurangnya 2/3 Komponen anggota sidang IA TSP UNY

BAB X
KEANGGOTAAN

Pasal 22
IA TSP UNY ini beranggotakan semua Alumni dan mahasiswa semester akhir Teknik Sipil & Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Pasal 23
KEWAJIBAN
Setiap anggota IA TSP UNY wajib menjaga dan membawa nama baik IA TSP UNY dan Universitas Negeri Yogyakarta

Pasal 24
HAK
a. Setiap anggota IA TSP UNY memiliki hak membela diri apabila haknya sebagai anggota IA TSP UNY terganggu.
b. Setiap anggota IA TSP UNY berhak mengeluarkan pendapat dan diperlakukan sama.
c. Setiap anggota IA TSP UNY memiliki hak memilih dan dipilih.

Pasal 25
HILANG KEANGGOTAAN
Keanggotaan IA TSP FT UNY hilang karena meninggal dunia

Pasal 26
SANKSI
a. Setiap anggota dikenakan sanksi apabila melanggar Peraturan IA TSP UNY
b. Sanksi dapat dilakukan oleh IA TSP UNY berdasarkan pertimbangan DPO, dengan tidak mengurangi haknya sebagai WNI.



BAB XI
KEUANGAN

Pasal 27
Keuangan IA TSP UNY diperoleh dari:
a. Usaha sah dan halal yang dilakukan oleh IA TSP UNY.
b. Sumbangan sah dan halal yang tidak bertentangan asas, prinsip, dan tujuan IA TSP UNY

BAB XII
PERUBAHAN PERATURAN IA TSP UNY

Pasal 28
a. Peraturan IA TSP UNY ini hanya dapat diubah dalam Sidang Umum IA TSP UNY yang diikuti oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah peserta Sidang Umum IA TSP UNY yang mempunyai hak suara dan disetujui 2/3 dari jumlah tersebut yang hadir.
b. Apabila perubahan peraturan IA TSP UNY dengan syarat diatas tidak terpenuhi, Peraturan - Peraturan IA TSP UNY dilakukan melalui sidang Istimewa IA TSP UNY.

BAB XIII
PENUTUP

Pasal 29
Hal-hal yang belum dijelaskan dalam Peraturan IA TSP UNY ini akan ditentukan dalam peraturan lain yang ada dibawahnya.
Peraturan IA TSP UNY ini berlaku sejak tanggal penetapan dalam Sidang Umum IA TSP UNY.


Ditetapkan di : Dekanat FT UNY
Hari/tanggal : Minggu, 24 Februari 2008
Waktu : 09.34 WIB.